Kamis, 19 Desember 2013



Belajar Membaca untuk Orang Dewasa yang Buta Aksara
Bahasa adalah salah satu alat yang paling sering digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari. Baik secara lisan maupun tulisan. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh.
Buta aksara adalah ketidakmampuan membaca dan menulis baik bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan saat ini kata buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

       Konsep Dasar Belajar Membaca Bagi Orang Dewasa.
Menurut Montessori, membaca adalah bahasa yang ditulis. Membelajarkan membaca pada orang dewasa berbeda dengan membelajarkan membaca pada anak-anak, karena orang dewasa sudah punya sikap hidup, pandangan terhadap nilai-nilai hidup, minat, kebutuhan, ide/gagasan, hasrat-hasrat dan dorongan-dorongan untuk melakukan suatu perbuatan. Orang dewasa juga sudah banyak pengalaman-pengalaman hidup (lebih banyak dari oada anak-anak), dan pengalaman tersebut merupakan sumber yang paling kaya dalam proses belajar orang dewasa.
Pengalaman menunjukkan bahwa membaca paling efektif dimulai dari sesuatu yang bermakna, terdekat dan melekat dengan dirinya, kemudian meluas dan melebar dari tahapan yang satu ke tahapan berikutnya. Sesuatu yang bermakna, terdekat, dan melekat pada diri orang dewasa misalnya “nama diri”. Meskipun mereka buta aksara, tidak mengalami kesulitan untuk melafalkan nama dirinya. Orang dewasa yang buta aksara juga akan lebih mudah memahami suatu hal apabila itu dapat diterapkannya melalui beberapa panca indera (penglihatan, pendengaran, perasaan dan lain-lain), lebih-lebih apabila dihayati dengan melakukannya sendiri.
Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa membelajarkan membaca pada orang dewasa, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.     mulai dari sesuatu yang bermakna bagi dirinya.
2.    hal-hal yang dibaca harus mempunyai arti/makna yang jelas, dan dimulai dari yang terdekat dengan dirinya.
3.     belajar membaca dimulai dari hal-hal yang konkrit dan sudah dikenal.
4.    gunakan kata-kata yang sifatnya repetisi dan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Pembelajaran Membaca Pada Orang Dewasa Dalam Pendidikan Keaksaran Fungsional.
1. Metode PPB (Pendekatan Pengalaman Berbahasa).
Dalam metode PPB ini bahasa yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah bahasa yang dikenal/dipakai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara Tutor meminta peserta didik untuk mengucapkan sebuah kalimat. Kalimat tersebut ditulis pada kertas, lalu dibaca bersama-sama. Setelah itu kertas dipotong menjadi kata per kata, tutor membantu peserta didik untuk mengingat kata-kata diatas dengan menggunakan permainan, diantaranya:   buka tutup, memindahkan posisi, dsb.
Contoh :
Saya masak sayur bayam
Saya masak sayur bayam
Saya ………sayur bayam
Saya masak .……bayam
……masak …….bayam



2. Metode SAS (Struktur Analisis Sintesis).
Dalam metode SAS ini, tutor menulis kalimat yang lengkap  terdiri  dari dari subyek, predikat, obyekdanketerangan(SPOK), lalu tutor dan peserta didik bersama-sama membaca kalimat tersebut sampai peserta didik memahami arti kalimat tersebut. Kemudian kalimat tersebut diuraikan menjadi kata, suku kata sampai menjadi huruf.  Pada tahap ini peserta didik selain memahami arti kalimat dan kata per kata, juga belajar untuk menghafal dan melafalkan huruf-huruf yang membangun kata dan kalimat tersebut.
Contoh :
Saya masak sayur bayam.
Saya – masak – sayur – bayam
Sa-ya  ma-sak  sa-yur   ba-yam
S a y a m a s a k s a y u r b a y a m
Sa-ya  ma-sak  sa-yur  ba-yam
Saya – masak – sayur – bayam
Saya masak sayur bayam.

3. Metode Kata Kunci
Dalam metode kata kunci, kata-kata kunci yang akan dijadikan bahan belajar dipilih dari berbagai alternatif kata yang diajukan oleh para peserta didik, kemudian kata-kata tersebut digunakan untuk memancing pikiran kritis peserta didik, sejak awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
Contoh :
Baju                    Daster
Ba ju                           Das     ter
Ba ja                           Das    tar
Bali  jual             Dasi  teri
  Bata  jamu              Dasaturi
Batu      jitu              Desi tari

4. Metode Suku
Kata Suatu metode yang diawali dengan pengenalan dan pemahaman terhadap suku kata tertentu yang mudah dibentuk, ditulis dan dilafalkan, dan yang paling banyak digunakan dalam pengucapan. Kemudian suku kata tersebut diuraikan menjadi huruf , dan huruf-huruf tersebut dbentuk menjadi suku kata yang baru, sehingga pserta didik memahami betul.
Contoh :
Suku Kata                             Makna
Sa – sa                                  Bumbu                  
Pi – pi                                    Bagian dari wajah
Ku – ku                                  Bagian ada di tangan
Bo - bot                                Berat Jenis
Dst…

5. Metode Abjad
Dalam metode abjad ini, peeserta didik tidak hanya sekedar mengenal lambang bunyi dari A sampai Z, yang belum tentu bermakna bagi mereka. Akan tetapi peserta didik membuat bahan belajar dengan kata-kata yang dipilihnya sendiri, yang sesuai minat, kebutuhan dan bermakna bagi peserta didik serta sesuai dengan situasi di lingkungan sekitarnya. Metode ini bisa dilakukan dengan cara peserta didik diminta membuat kata-kata, lalu pada setiap kata tersebut kita tunjukkan abjad apa yang mengawalinya.

Misalnya:
-          kata Bola, huruf awalnya adalah B,
-          kata sapu, huruf awalnya adalah S,
-          Kartini huruf awalnya adalah K, dan lain-lain.

6.Metode Transliterasi
Dalam metode ini, mengalihkan aksara dan angka dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Mengingat di Indonesia sebagian peserta didik sudah melek aksara dan angka ”Arab”, namun masih buta aksara dan angka ”Latin”, maka dalam kaitan ini yang dimaksud metode tranliterasi ini adalah mengalihkan bentuk aksara dan angka Arab ke bentuk aksara dan angka latin., dengan syarat: memperhatikan kedekatan pelafalan antara kedua aksara yang bersangkutan.
Contoh : syaitan, syarat, swadaya, dan strategi dsb.

7.Metode Iqra
Metode ini adalah cara belajar secara sistematis dimulai dari hal-hal yang sederhana, meningkat setahap demi setahap (dari huruf menjadi suku kata, dari suku kata menjadi kata dan akhirnya menjadi kalimat).
Misalnya:
- A BA
- A BA BA A BA BA
- BA A BA A BA BA BA BA A
- TU BA TU TU BA
- TA BA TA TA BA
- BA TU BA TA
- BU AT BU AT
- BU AT BA TU BA TA
- BU DI
- BU DI BU AT BA TU BA TA

 Materi Pembelajaran Membaca
·         Tahap-Tahap  yang dilakukan untuk membaca yaitu:
-          Mengenal huruf vokal A,I,U,E,O
-          Mengenal huruf konsonan B,C,D,E dll
-          Membedakan vokal dan konsonan
-          Merangkai huruf menjadi kata(2-3 Suku kata) dalam bahasa indonesia, dan di usahakan di bantu
-          Membaca kata dengan dieja
-          Membaca kalimat tanpa tanda baca dalam bahasa Indonesia
-          Membaca kalimat dengan benar dalam bahasa Indonesia

·         Tahap pembinaan membaca bisa melalui bacaan seperti :
-          Biodata, KTP
-          Kartu keluarga
-          Formulir
-          Kalender
-          Menu masakan
-          Resep masakan
-          Kuitansi
-          Daftar harga dari barang
-          Rambu – rambu lalu lintas
-          Iklan dll




DAFTAR RUJUKAN